RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

PENDEKATAN SISTEM POLITIK OLEH DAVID EASTON


1. Pemikiran Sistem Politik David Easton
Salah satu upaya membangun ilmu politik yang sistematis diantaranya dilakukan oleh David Easton. Terdapat 2 tahap menurut David Easton, yaitu :
a. The Political System (tahun 1953)
Pada tahap ini, Easton menyatakan perlunya suatu teori umum dalam ilmu politik.
b. A Framework for Political Analysis (1965) dan A System Analysis of Political Life (1965).
Pada tahap ini, Easton mulai memperkenalkan konsepserta merinci konsep-konsep yang mendukung karya sebelumnya, lalu mencoba mengaplikasikan ke kegiatan politik konkrit.
Sifat dari kerangka berpikir tersebut adalah adaptif dan fleksibel, sehingga bisa digunakan oleh aneka struktur masyarakat maupun politik.
a. Easton dalam The Political System (1953)
Dalam The Political System, Easton menyatakan 4 asumsi mengenai perlunya suatu bangunan pemikiran yang bersifat umum dalam mengkaji suatu sistem politik :
• Asumsi 1
Ilmu pengetahuan memerlukan suatu konstruksi yang sistematis untuk mensistematisasikan fakta-fakta yang ditemukan.
• Asumsi 2
Para pengkaji kehidupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan, bukan parsial.
• Asumsi 3
Riset sistem politik terdiri atas dua jenis data: data psikologis dan data situasional. Data psikologis terdiri atas karakteristik personal serta motivasi para partisipan politik. Data situasional terdiri atas semua aktivitas yang muncul akibat pengaruh lingkungan.
• Asumsi 4
Sistem politik harus dianggap berada dalam suatu ketidakseimbangan.
Perbedaan satu sistem politik dengan sistem politik lainnya dapat dipisahkan melalui tiga dimensi:
1. Polity diambil dari dimensi formal politik, yaitu struktur dari norma, bagaimana prosedur mengatur institusi mana yang semestinya ada dalam politik.
2. Politic dari dimensi prosedural lebih mengarah pada proses membuat keputusan, mengatasi konflik, dan mewujudkan tujuan dan kepentingan.
3. Policy sebagai dimensi politik, melihat substansi dan cara pemecahan masalah berikut pemenuhan tugas yang dicapai melalui sistem administrasi, menghasilkan keputusan yang mengikat bagi semua.
Easton juga menggariskan 4 atribut yang perlu diperhatikan dalam mengkaji sistem politik :
1. Unit-unit dan batasan-batasan suatu sistem politik
Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit-unit yang satu sama lain saling berkaitan dan saling bekerja sama untuk mengerakkan roda kerja sistem politik. Unit-unit ini adalah lembaga-lembaga yang sifatnya otoritatif untuk menjalankan sistem politik seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga masyarakat sipil, dan sejenisnya.
2. Input-output
Input merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik. Input yang masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik berupa tuntutan dan dukungan. Output adalah hasil kerja sistem politik yang berasal baik dari tuntutan maupun dukungan masyarakat. Output terbagi dua yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan oleh pemerintah.
3. Diferensiasi dalam sistem
Sistem yang baik harus memiliki diferensiasi kerja. Di masa modern tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan seluruh masalah. Misalkan saja dalam pembuatan undang-undang pemilihan umum di Indonesia, tidak bisa cukup Komisi Pemilihan Umum saja yang merancang kemudian mengesahkan. DPR, KPU, lembaga kepresidenan, partai politik dan masyarakat umum dilibatkan dalam pembuatan undang-undangnya. Meskipun bertujuan sama yaitu memproduksi undang-undang partai politik, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam fungsi pekerjaannya.
4. Integrasi dalam sistem
Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Undang-undang Pemilihan Umum tidak akan diputuskan serta ditindaklanjuti jika tidak ada kerja yang terintegrasi antara DPR, Kepresidenan, KPU, Partai Politik dan elemen-elemen masyarakat.
Teori Easton berisi pernyataan tentang apa yang membuat sistem politik beradaptasi, bertahan, bereproduksi, dan berubah. Hasil karya pemikiran Easton mengenai model sistem politik dapat ditemukan di tiga volume buku yaitu: “The Political System” (1964); “A Framework for Political Analysis” (1965); dan yang paling penting adalah “A Systems Analysis of Political Life” (1979).

## Gambar Model Analisa Sistem Politik Easton ##
Keuntungan metode ini terdapat pada keistimewaannya menggabungkan berbagai aspek dan elemen politik ke dalam teori analisa sistem. Proses penggabungan akan membuka peluang untuk melembagakan aneka realitas politik yang rumit dan kemudian mensistemasikannya dalam sistem, tanpa melupakan politik yang sifatnya multidimensi.
Namun demikian, teori Easton memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena: (1) sifatnya yang mutlak; (2) teori menjunjung tinggi kestabilan, kemudian gagal menjelaskan mengapa sistem dapat hancur atau konflik; (3) teori menolak setiap kejadian atau masukan dari luar yang akan mendistorsi sistem. Dengan kata lain, pendangan Easton menyarankan bahwa setiap sistem politik dapat diisolasi dari yang lainnya; (4) teori ini mengingkari keberadaan suatu negara; (5) teori bersifat mekanistik, dengan demikian melupakan diferensiasi sistem yang timbul akibat variasi.
b. David Easton dalam A Framework for Political Analysis (1965)
Dalam tahap ke-2 bangunan teori sistem politik ini, Easton berusaha untuk lebih mendekatkan teorinya dengan dunia empiris. Dalam tahap ini Easton kembali melakukan penegasan atas hal-hal berikut :
• Masyarakat terdiri atas seluruh sistem-sistem dan bersifat terbuka.
• Sistem politik adalah : Seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial, dimana nilai-nilai dialokasikan ke dalam masyarakat secara otoritatif.
• Lingkungan terdiri atas intrasocietal dan exstrasocietal.
Lingkungan intrasocietal bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan sistem politik tetapi masih di dalam masyarakat yang sama. Lingkungan extrasocietal adalah bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang terletak “di luar” batasan sistem politik dan masyarakat tempat sistem politik berada.
2. Contoh Pendekatan Sistem Politik David Easton :

Disini saya mengambil contoh tentang masalah jalan raya di Kota Madiun, tepatnya di Ring Road Kota Madiun. Sebelum menjadi ring road, lokasi tersebut masih berupa persawahan dan tanah lapang yang kosong. Masyarakat dan pihak lain (seperti sopir bus, sopir truk, dan kendaraan berat lainnya) menginginkan adanya jalan pintas yang menghubungkan antara Kota Madiun (Madiun timur) dan Kabupaten Madiun (Madiun barat) yang dimaksudkan untuk mempercepat dan memperlancar laju kendaraan umum dan bus dari arah Surabaya yang ingin ke arah Solo tanpa melewati Kota Madiun. Karena banyak tuntutan dan dukungan dari masyarakat sekitar dan pihak lain seperti yang telah disebutkan diatas mengenai ring road tersebut, akhirnya pemerintah Kota Madiun membuat suatu kebijakan untuk membangun ring road.
Setelah ring road tersebut jadi dan digunakan sampai saat ini kurang lebih sekitar 2 tahun, jalan aspalnya mengalami kerusakan, seperti aspal yang retak, jalan yang berlubang, dsb. Kemudian masyarakat sekitar dan pihak lain merasa terganggu oleh kerusakan jalan tersebut. Merekapun memberikan tuntutan kembali ke pemerintah Kota Madiun untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut. Pemerintah menyetujuinya dan memperbaiki total jalan yang rusak itu. Kejadian seperti ini akan terus terjadi bolak-balik (feedback).

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk komentar yang telah anda berikan ..

 
Copyright 2009 Wibby FIA Publik Brawijaya 09. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy